Tulisan dokter itu jelek, malah kadang tidak terbaca jelas. Namun entah mengapa pihak apoteker bisa menerjemahkannya dengan benar. “Apa benar ada konspirasi terselubung antara kedua belah pihak yang sengaja agar tidak diketahui pasien?” Ini sering menjadi pertanyaan yang timbul ketika kita menerima resep obat yang tulisannya tak terbaca dengan jelas,…
Banyak orang bertanya-tanya, apakah ada maksud disengaja. Sampai-sampai di jagat maya pun muncul beberapa thread yang sengaja khusus
menduga-duga kenapa tulisan dokter rata-rata jelek? Namun sayangnya jawaban yang muncul dari diskusi malahan seperti dokter sengaja menulis jelek supaya tidak bisa dibaca pasien,atau tulisan jelek biar cepat2 selesai praktik karena pasiennya banyak. Malahan ada yang bilang kalau tulisan dokter itu jelek karena adakonspirasi antara dokter, apotik dan detailer obat yg sengaja dirahasiakan dari pasien. Pasien tidak perlu tahu jenis obat yang dikonsumsinya. Alamak!!!
Sebagai mahasiswa kedokteran saya punya jawaban sendiri.
Sebenarnya tidak perlu mikir yang aneh-aneh untuk mencari tahu kenapa tulisan dokter rata-rata sangat buruk,.. bukan karena mereka punyamangsud terselubung apalagi ingin mengecoh pasien. Saya juga awalnya (sewaktu SMA) punya tulisan tangan yang lumayan rapih untuk dibaca orang waras pada umumnya. Setelah duduk di bangku kuliah,.. ketika belajar/kuliah harus berbalap-balapan antara waktu yang sedikit, materi yang segudang dan dosen-dosen kami yang ngomongnya terlalu cepat,.. sehingga tanpa disadari tulisan tangan saya berubah disesuaikan dengan teknik menulis cepat. Bayangin ketika seorang dosen ngomong blah blah blah dan mahasiswa mencatat, rasa-rasanya mustahil mempertahankan tulisan yang rapi apalagi sampai diukir-ukir. Praktis tulisan saya hanya bisa dibaca oleh saya sendiri dan rekan saya yang tulisannya tidak kalah hancurnya.
Kebiasaan ini dibawa sampai naik tingkat,.. memasuki masa-masa co-ass(magang di rumah sakit), menurut yang saya dengar, tulisan ini bertambah ancur saja. Apalagi jika harus menulis status medis beberapa orang pasien yang panjangnya bisa sampai berlembar-lembar folio dalam waktu singkat. Belum lagi kalau mencatatnya harus sambil berdiri dan ngantuk-ngantuk jaga malam!
Lanjut,… setelah jadi dokter, ilmunya makin gurih, maka keindahan tulisan menjadi urutan kesekian. Begitu pasien datang, diwawancara dan diperiksa, dokter mulai menganalisa. Kira-kira apa sakitnya, dan apa obatnya. Lalu semuanya dituliskan dengan cepat, yang penting akurat dan tepat! Tulisan yang tadinya jelek, jadi makin jelek. Khan yang penting isinya/pesannya.
Bagaimana kalau misalnya Anda sebagai pasien, menerima resep dokter yang tulisannya kayak cakar ayam? Ya tanya dong, jangan diam aja…! “Dok ini tulisannya obat apa ya, efeknya bagaimana?” Biasanya dokter sudah menjelaskan duluan sebelum ditanya, tapi kalaupun lupa dijelaskan, saya yakin dokter dengan senang hati menjelaskan kpd pasien. Itu kan hak pasien dan kewajiban dokter! Jangan ngeloyor gitu aja dari ruang praktek, pas di luar baru garuk2 kepala sendiri karena bingung.
Bagaimana dengan pendapat awam yang mengatakan ada pesan/kode terselubung di dalam resep dokter? Hmmm,.. saya tidak membantah bahwa memang ada kode khusus antara dokter dan apoteker dalam hal ini. Akan tetapi, kode-kode tsb hanya digunakan untuk kepentingan tertentu. Misalnya ketika harus meresepkan obat bius,.. bukankah obat bius tidak boleh disalah gunakan? Maka dibuatlah semacam kode/pesan yang hanya dimengerti oleh dokter dan pihak farmasi (steganography). Seandainya pasien ternyata punya niat yg kurang baik, yang tidak diketahui dokter, bisa-bisa resep itu disalahgunakan.
Kesimpulannya, tidak ada maksud apa2 dari dokter ketika menulis resep dengan tulisan jelek. Anggap sajalah dokternya kurang punya jiwa seni kaligrafi. Dan pasien punya hak untuk bertanya kalau2 dia mendapat resep yang tidak jelas terbaca. Daripada terjadi hal2 yang tidak diinginkan karena pasiennya yang pasif, nanti dokternya lagi yang disangka malpraktik.
Bukn jawabn yg memuaskan.....aq kuliahdi teknik...dengan dosen yg bicarax pake jurus the flash...tulisan biasa aj ..ndk trlalu ngaruh
ReplyDeleteitu hanya beberapa pendapat dari beberapa orang... :)
ReplyDeleteterima kasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar :)
Lucu jugaa pake teori konspirasi kebanyakan belajar politik..haha..resep dokter punya sandi sendiri karena rahasia
ReplyDeleteiya kalo dokternya ramah, baik, mau memeberikan pelayanan terhadap pasien sehingga pasien merasa nyaman saat berobat, tp skrg sering kali ditemui dokter yang juteknya minta ampun,,, boro2 mau nanyain soal tulisan resep, konsultasi soal penyakit yg diderita saja jawabnya seadanya, seolah-olah tidak mau melayani pasien nya.... gimana pasien bs cepat sembuh klo baru ketemu dokternya saja sudah horor begitu... bikin gedek hati.
ReplyDeletePengen tau stenografi...
ReplyDelete:-/
Pengen tau stenografi...
ReplyDelete:-/
terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar... saya tidak bisa jawab satu2... saya kurang mengerti memang.. oleh karna itu saya buat artikel ini
ReplyDeleteNgk gtu juga ah... semua jurusan pendidikan apapub bahkan masih SMA sekalipun ada saja budaya mencatat dan rata2 emang dosen atau guru ngomongnya cepat ngk ngaruh juga tuh sama tulisan. Lagian sekarang sudah ada alat rekam gadget dll yg bs dipke untuk rekam n kemudian di rumah catat yg bagus. Jd saya rasa bukan itu alasannya
ReplyDeleteDia bener paman saya juga bilang hal yang sama dia dokter juga.... Kalian yang ga tau apa apa gausah sok tau deh.... Awalnya saya ga percaya ama paman saya pas baca artikel ini jadi percaya
ReplyDeleteDia bener paman saya juga bilang hal yang sama dia dokter juga.... Kalian yang ga tau apa apa gausah sok tau deh.... Awalnya saya ga percaya ama paman saya pas baca artikel ini jadi percaya
ReplyDeleteDia bener paman saya juga bilang hal yang sama dia dokter juga.... Kalian yang ga tau apa apa gausah sok tau deh.... Awalnya saya ga percaya ama paman saya pas baca artikel ini jadi percaya
ReplyDelete